Kerajaan Tarumanegara

merupakan kerajaan Hindu tertua setelah Kutai yang berdiri sekita Tahun 358 M dan terletak di daerah Bogor, Jawa Barat.

Kerajaan Tarumanegara memiliki raja yang paling terkenal yaitu Purnawarman, dibuktikan dengan pembuatan irigasi atau sungai “Gomati”. (Azza, 2017). Terdapat 7 prasasti terkenal, peninggalan Kerajaan Tarumangera yaitu Prasasti Ciaruteun, Tugu, Kebon Kopi, Muara Cianten, Pasir Awi, Jambu, dan Lebak.

Titik Awal

____________________

Perkiraan titik awal Kerajaan Tarumanegara

di tepi Sungai Citarum, Kabupaten Lebak, Banten

Cerita Awal

_______________________

Masa Awal

Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman ketika memimpin pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh yang terus menerus menyerang kerajaan Salakanagara. Di pengasingan tahun 358 M, Raja Jayasinghawarman mendirikan kerajaan baru di tepi Sungai Citarum, Kabupaten Lebak, Banten dan diberi nama Tarumanegara. Nama Tarumanegara diambil dari nama tanaman yang bernama tarum, yaitu tanaman yang dipakai untuk ramuan pewarna benang tenunan dan pengawet kain yang banyak sekali terdapat di tempat ini. Tanaman Tarum tumbuh di sekitar sungai Citarum. Selain untuk pengawet kain, tanaman ini merupakan komoditas ekspor dan merupakan devisa pemasukan terbesar bagi Kerajaan Tarumanegara (Anton Dwi Laksono, 2018)

Masa Kejayaan

Masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara adalah pada saat kekuasaan Raja Purnawarman. Kerajaan Tarumanegara berhasil menguasai setidaknya 48 kerajaan kecil di bawahnya. Kekuasaaan Kerajaan Tarumanegara membentang dari Salakanegara atau Rajapura, yang saat ini diperkirakan adalah Telu Lada, Pandeglang hingga Purbalingga, Jawa Tengah. Selain itu, dalam prasasti Tugu menyatakan bahwa Raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian yang dimiliki oleh rakyat.Kali atau sungai tersebut disebut sebagai Sungai Gomati.

Masa Akhir

Tahun 686 Kerajaan Tarumanegara runtuh ditaklukkan Dapunta Hyang Salendra, yaitu raja Sriwijaya dari Kedah. Dalam prasasti keudukan bukit yang ditemukan di dekat Palembang mempunyai angka tahun 605 Caka atau sama dengan 683 Masehi, menerangkan tentang perjalanan penjelajahan Raja Dapunta Hyang Cri Jayanaca. Karena kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada Tahun 670M dan didirikannya Bandar Pelabuhan Palembang, maka kekuatan armada laut semakin kuat dan bertambah besar sehingga dengan mudah memperluas kekuasaannya di Tanah Jawa termasuk Kerajaan Tarumanegara. (Anton Dwi Laksono, 2018)

Story map

__________________

Masa Awal

Tarumanegara berpusat di daerah Sundapura atau yang pada sekarang ini kita kenal dengan nama Bekasi. Kesimpulan ini didasarkan pada isi prasasti Muara Cianteun yang menyatakan jika pusat kerajaan telah berpindah pada masa kekuasaan Raja Suryawarman yang merupakan Raja ke 7 dari kerajaan Tarumanegara.

Masa Kejayaan

Letak kerajaan Tarumanegara adalah di wilayah sekitar Jawa Barat. Wilayah tersebut semakin meluas seiring perkembangan kerajaan ini setelah dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raja Purnawarman. Raja Purnawarman, seperti yang dijelaskan dalam Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, dan beberapa prasasti lainnya merupakan sosok seorang raja yang sangat pandai dalam berperang.Raja Purnawarman berhasil melakukan ekspansi atau perluasan kawasan lalu berperang dan penakluk kan terhadap Kerajaan Salakanagara yang sebelumnya juga ikut berkuasa di tanah Sunda.Melalui ekspansi tersebut, wilayah dan letak Kerajaan Tarumanegara semakin meluas hingga daerah Jakarta (Tanjung Priok) dan Banten.

Masa Akhir

Gempuran beberapa kerajaan lain di nusantara pada masa itu terutama Kerajaan Majapahit memegang andil penting dalam keruntuhan Kerajaan Tarumanegara pada masa itu. Pada masa pemerintahan Sudawarman, Kerajaan Tarumanegara sudah mulai terlihat mengalami kemunduran.

Raja-raja

________________

  1. Jayasingawarman (358 M – 382 M)
  2. Dharmayawarman (382 M – 395 M)
  3. Purnawarman (395 M – 434 M)
  4. Wisnuwarman (434 M – 455 M)
  5. Indrawarman (455 M – 515 M)
  6. Candrawarman (515 M – 535 M)
  7. Suryawarman (535 M – 561 M)
  8. Sudhawarman (628 M – 639 M)
  9. Hariwangsawarman (639 M – 640 M)
  10. Nagajayawarman (640 M – 666 M)
  11. Linggawarman (666 M – 669 M)
  12. Kertawaman (561 M – 628 M)

Peninggalan dan Prasasti

______________________________________________

Prasasti Ciaruteun

Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Ciarunteun, yaitu dekat dengan Sungai Cisadane Bogor. Didalamnya terdapat nama Tarumanegara, Raja Purnawarman dan lukisan sepasang kaki yang diduga dan diyakini sama dengan telapak kaki Dewa Wisnu.

Ada juga gambar sepasang telapak kaki yang berada di prasasti tersebut melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut. Kedudukan Purnawarman yang di ibaratkan dengan dewa Wisnu dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat. Prasasti yang ditulis menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta yang terdiri dari 4 baris tersebut juga dikenal dengan Prasasti Ciampea.

Foto : jagosejarah.blogspot.co.id

Prasasti Kebon Kopi

Prasasti ini bergambar bekas dua tapak kaki gajah yang diidentikkan dengan gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan Dewa Wisnu. Prasasti yang ditemukan di Kampung Muara Hilir, Kecamatan Cibungbulang ini juga ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.

Foto : sumbersejarah1.blogspot.co.id

Prasasti Tugu

Prasasti Tugu ditemukan di Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, terdiri dari 5 baris yang ditulis dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini berisi tentang Raja Purnawarman yang memerintah untuk menggali saluran air Gomati dan Chandrabaga sepanjang 6.112 tombak yang selesai dalam 21 hari.

Foto : situsbudaya.id

Prasasti Jambu

Prasasti ini ditemukan di bukit Koleangkak Bogor yang berisi tentang sanjungan kebesaran, kegagahan dan keberanian Raja Purnawarman. Prasasti Jambu diketahui terukir sepasang telapak kaki dan terdapat keterangan puisi dua baris dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta.

Foto : kebudayaan.kemdikbud.go.id

Prasasti Cianten

Prasasti ini ditemukan di Bogor dengan aksara ikal, namun prasasti Muara Cianten ini belum dapat dibaca.

Foto :sumbersejarah1.blogspot.co.id

Prasasti Cidanghiyang

Prasasti Cidanghiyang ditemukan di kampung Lebak, pinggir Sungai Cidanghiyang, Pandeglang-Banten. Prasasti yang baru ditemukan pada tahun 1947 ini berisi “Inilah tanda keperwiraan, keagungan dan keberanian yang se sungguh-sungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja”. Prasasti Cidanghiyang juga disebut dengan Prasasti lebak yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.

Foto : anangpaser.wordpress.com

Prasasti Pasir Awi

Prasasti ini ditemukan di Leuwiliang dengan aksara Ikal yang belum dapat dibaca. Pada prasasti ini ditemukan adanya pahatan gambar dahan dengan ranting, dedaunan serta buah-buahan dan gambar sepasang telapak kaki.

foto : cagarbudaya.kemdikbud.go.id

Referensi

  • Azza, Afra Nur, 2017, Ensiklopedia Sejarah Indonesia, Khazanah Pedia, Yogyakarta.
  • Laksono, Anton Dwi, 2018, Kebudayaan dan Kerajaan Hindu Budha di Indonesia, Dewanti Press, Pontianak.
  • Saputro, Sutarto, 2019, Mengenal Kerajaan-Kerajaan di Nusantara, CV Graha Printama Selaras, Sukoharjo.
  • Yuliana, “Sejarah Kerajaan Tarumanegara, Silsilah, Peninggalan, Raja, Letak”,  https://yulinaa.blogspot.com/2020/04/blog-post_30.html?m=1  , diakses pada tanggal 4 Mei 2020

Historical map of Tarumanegara

We makes your learn more excited :)

Historical Map

By : Azizun Rohman