Kesehatan Laut Indonesia

Story Maps ini menjelaskan tentang Kesehatan Laut Indonesia

PENDAHULUAN

Laut merupakan aset yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut hasil penilaian OHI Global, lebih dari 1 milyar orang memiliki ketergantungan yang sangat tinggi kepada ikan sebagai sumber protein serta menyediakan lapangan pekerjaan untuk lebih dari 350 juta orang di seluruh dunia yang memiliki ketergantungan kepada sektor kelautan dan perikanan. Estimasi OHI Global juga menunjukkan sisi buruk kondisi kesehatan laut. Lebih dari 25% mamalia laut menghadapi ancaman kepunahan sehingga disarankan agar konservasi spesies dan kawasan perlu diutamakan.

Indeks Kesehatan Laut merupakan kegiatan pemetaan wilayah laut untuk menilai kesehatan laut dan manfaat bagi manusia dalam aspek sosial dan ekonomi. Saat ini, hampir di seluruh dunia, kondisi laut mengalami ancaman serius dan sangat rapuh terhadap perubahan iklim. Penurunan kualitas laut tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya kebutuhan manusia yang berasal dari laut sehingga meningkatkan tekanan terhadap pemanfaatan sumber daya laut.

ISI

    Indonesia selama ini dikenal sebagai negara maritim berbentuk kepulauan yang diapit oleh dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Hal ini menjadikan Indonesia kaya akan berbagai biota laut, terlebih lagi diuntungkan dengan posisinya di garis khatulistiwa. Namun, seiring dengan eksploitasi sumber daya kelautan serta tingginya tingkat polusi, tampaknya dibutuhkan pemeriksaan untuk menentukan kondisi pasti ekosistem laut Indonesia saat ini. Untuk itu, LIPI selaku badan otoritas ilmiah mengadakan beberapa riset untuk memeriksa kondisi biodiversitas laut Indonesia sebagai upaya awal konservasi jangka panjang.Berdasarkan studi yang telah dilakukan LIPI, sekitar 7,1 hektar terumbu karang sudah dimonitor, namun hasilnya tidak terlalu baik. Hanya perairan di kawasan Papua dan Wakatobi saja yang kondisinya sehat. Sisanya tidak terlalu baik, dengan tingkat kerusakan sedang hingga besar. Rencananya, akan dilakukan pula penentuan indeks kesehatan ekosistem pesisir untuk mangrove dan lamun. LIPI juga mengadakan riset dan budidaya biota laut, di antaranya adalah untuk 10 spesies hiu, ikan capungan, ikan napoleon, dan teripang. Spesies-spesies tersebut saat ini berada dalam kondisi terancam akibat overeksploitasi.

“Saat ini, biota laut yang diperdagangkan secara komersil belum semuanya dilindungi”, ujar Dr. Dirhamsyah, peneliti dari Pusat Penelitian Oseanograf pada diskusi bertajuk “Riset Untuk Optimalisasi Potensi Hayati & Ekonomi Laut Indonesia”, di Jakarta, Senin (22/4/2019). Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh LIPI di 18 titik yang tersebar di seluruh Indonesia, terdapat sekitar 468-594 ribu ton sampah plastik yang dihasilkan per tahunnya

https://smartcommunity.maps.arcgis.com/home/webmap/viewer.html?webmap=ad1a5915a3484b86ba1038212d958f26

PENUTUP

“Berdasarkan studi kami, 5 kota dengan sampah plastik pesisir terbesar adalah Padang, Makassar, Manado, Bitung, dan Ambon”, papar Dirhamsyah. Untuk mengkaji dampak ekologi dan ekonomi, LIPI saat ini tengah memformulasikan perumusan kekayaan biodiversitas Indonesia dari segi materi. Hal ini diharapkan dapat menjadi rujukan bersama bagi peneliti maupun pembuat kebijakan agar mengetahui secara pasti nilai material, ekonomis, dan jasa ekosistem yang dihasilkan biota tersebut. “Kita perlu tinjauan internasional untuk memeriksa metodologi secara saintifik mengenai data dan estimasinya". Demikianlah storymaps mengenai Kesehatan Laut Indonesia, semoga dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita semua.